Pura Goa Gong. Ist Banyak pura unik yang ada di Bali. Salah satunya yakni pura yang berada di dalam goa. Setiap pura tersebut, memiliki se...
Pura Goa Gong. Ist |
Banyak pura unik yang ada di Bali. Salah satunya yakni
pura yang berada di dalam goa. Setiap pura tersebut, memiliki sejarah
masing-masing, kenapa bisa berada di dalam goa.
Dirangkum oleh tim Telusur Bali, setidaknya terdapat 12
pura di Bali yang berada di dalam goa. Berikut adalah daftar pura tersebut.
1. Pura Goa Lawah
Pura Goa Lawah berada di wilayah Desa
Pasinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali. Pura
ini berjarak sekitar 40 km dari Kota Denpasar. Pura Goa Lawah dikenal
masyarakat karena adanya sebuah goa pada bagian utama pura ini, yang
didalamnya terdapat ribuan kelelawar.
Kata Goa berarti Goa/Gua berarti lubang,
dan Lawah di Bali memiliki arti kelelawar, jadi Goa Lawah
memiliki arti "gua yang dihuni oleh kelelawar". Pura ini juga berstatus
sebagai Pura Khayangan Jagat. Lontar Padma Bhuwana menyebutkan Pura Goa
Lawah merupakan salah satu kayangan jagat sebagai sthana Dewa
Maheswara dan Sanghyang Basukih, dengan fungsi sebagai
pusat nyegara-gunung.
Diperkirakan pura ini memiliki riwayat panjang dalam hal pemujaan
sejak zaman megalitikum, lalu dikembangkan atau ditata dan kemudian dibangun
pelinggih-pelinggih sthana para Dewa dan Bhatara oleh
Mpu Kuturan pada abad X.
2. Pura Batu
Pageh
Pura Batu Pageh berlokasi di Banjar Kangin, Desa Ungasan,
Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Lokasinya sendiri berada pada sebuah
tebing di goa. Goa tersebut berada pada ketinggian 10 meter, sehingga
untuk mencapai lokasinya perlu menaiki tangga.
Goa tempat pelinggih di Pura Dalem Batu Pageh
ini sangat unik dan menarik, dan juga dihuni oleh ratusan kelelawar. Dari
mulut goa, kita bisa menyaksikan keindahan alam laut Pantai Batu Pageh
yang terletak di bawahnya. Jika bersembahyang ke sini, pura pertama yang akan ditemui
adalah Pura Taman yang berada di pelataran parkir, kemudian
dilanjutkan meniti anak tangga dan bertemu pelinggih Pura Kepandean. Usai
itu baru kemudian sampai di Pura Dalem Batu Pageh.
3. Pura Goa Giri Putri
Pura ini berada di Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung. Seperti
namanya Pura Goa Giri Putri, terdapat sejumlah pelinggih yang
terdapat dalam sebuah goa. Goa tersebut tergolong cukup luas dan tembus
hingga ke dalam sebuah bukit.
Pintu masuknya kecil melalui celah batu seukuran orang dewasa, tetapi pintu keluarnya di seberang cukup besar. Salah satu pelinggih yang berada di tengah goa adalah pelinggih Dewi Gangga, tempat ini dipercaya untuk genah melukat agar secara lahir batin manusia tersebut terlepas dari hal-hal negatif, membersihkan mala dan meminta berkat kesembuhan (pengobatan).
4. Pura Goa Peteng Alam
Odalan di Pura Goa Peteng Alam menggunakan patokan wuku
(pawukon) tepatnya pada Redite Wuku Madangkungan. Goa Peteng Alam
atau Pura Tunjung Mekar berada di Desa Pakraman Kutuh, Kecamatan Kuta
Selatan, Kabupaten Badung. Pura ini juga biasa digunakan sebagai tempat
melukat bagi umat Hindu.
Untuk mencapai Pura Goa Peteng Alam harus
memasuki sebuah goa dan menuruni puluhan anak tangga untuk menuju
dasar goa, sehingga tempat tersebut memang benar-benar gelap. Walaupun
datang pada siang hari, pura ini tetap gelap sehingga lampu penerangan wajib
untuk dibawa.
Lokasi pura ini berada di tanah lapang yang sekitarnya
cukup sepi. Memasuki pelataran pura, terlihat pohon beringin besar dan
memasuki goa ada pelinggih sebagai tempat bersembahyang pertama. Usai
itu, baru kemudian masuk dan menuruni anak tangga.
Dengan melukat di Pura Goa Peteng dipecaya bisa menyembuhkan penyakit atau hal-hal negatif pada tubuh manusia. Ada dua sumber air di pura ini yang satunya untuk melukat dan satu lagi untuk nunas tirta.
5. Pura Kereban Langit
Pura ini juga masih berada di wilayah Kecamatan Mengwi.
Tepatnya yakni di Banjar Pekandelan, Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten
Badung. Di pura ini terdapat sebuah beji yang biasanya digunakan sebagai tempat
untuk melukat untuk membersihkan diri secara sekala maupun niskala.
Selain itu, banyak juga pemedek yang datang untuk memohon
keturunan. Hal ini dikarenakan dulu ada sebuah cerita tentang kelahiran Raja
Sri Masula-Sri Masuli. Keduanya merupakan raja kembar yang pernah memerintah di
Bali.
Sebelum Sri Masula-Masuli lahir, ayahnya bingung karena
tak ada yang akan meneruskan keturunannya. Lalu ia memohon kepada Bhatara di
Gunung Agung agar bisa memiliki keturunan. Oleh Bhatara di Gunung Agung, ia
diminta untuk mencari Tirtha Salaka.
Ia mengutus seorang brahmana untuk menemukan keberadaan
tirta tersebut. Atas petunjuk seorang pertapa, tirta tersebut berada di dalam
goa tempat dibangunnya Pura Kereban Langit saat ini.
Setelah meminum tirta tersebut, permaisurinya hamil dan
dikaruniai anak kembar laki perempuan atau kembar buncing dan diberi nama Sri
Masula-Sri Masuli. Sampai saat ini, masyarakat percaya jika di pura ini bisa
memohon keturunan.
Nama pura tersebut berasal dari kata “kereb” yang berarti
atap dana, “langit” berarti langit, jadi pura yang beratapkan langit. Di atas
langit-langit goa tersebut terdapat lubang tembus ke atas menghadap
langit. Di kawasan Pura Kereban Langit ini juga terdapat beji dengan
5 buah pancuran, di tempat inilah para pemedek melukat terlebih dahulu sebelum
memulai persembahyangan di areal utama dalam goa. Di dalam goa tersebut
selain terdapat sejumlah pelinggih, juga terdapat Tirta yang dinamakan Tirtha
Salaka.
6. Pura Goa Raja
Tajun
Pura Goa Raja Tajun terletak di Desa Tajun, Kecamatan
Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali. Pura ini berfungsi sebagai
patirtan atau tempat panglukatan. Pura yang berada di kedalaman 177 meter ini,
tepatnya di dasar jurang ini konon dijaga oleh tiga ekor naga, yakni Naga
Basuki, Naga Taksaka dan Naga Ananta Bhoga.
7. Pura Goa Raja Besakih
Pura Goa Raja ini terletak di Desa Besakih, Kecamatan
Rendang, Kabupaten Karangasem yang merupakan kompleks dari Pura Besakih. Pura
Goa Raja merupakan stana dari Ida Batara Rambut Sedana.
Di pura ini terdapat sebuah sungai dan pada tebingnya ada
sebuah goa besar, tetapi sekarang goa tersebut sudah
tertimbun runtuhan tanah longsor pada saat Gunung Agung meletus. Dalam cerita
tentang perjalanan Dang Hyang Sidimantra ke Besakih, dijelaskan bahwa di goa inilah
beliau setiap hari-hari tertentu mempersembahkan haturan kepada Hyang Naga
Basuki berupa empahan (susu), madu dan telur.
Juga di tempat ini Dang Hyang Manik Angkeran memotong ekor Naga Basuki, sehingga Dang Hyang Manik Angkeran dibakar oleh Naga Basuki sampai meninggal, tetapi kemudian dihidupkan lagi setelah Dang Hyang Sidimantra (Ayah Dang Hyang Manik Angkeran) dapat memasang kembali ekor Naga Basuki yang terpotong itu.
8. Pura Gedong Pejaten
Pura Gedong ini berlokasi di Banjar Pangkung, Desa
Pejaten, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Di Pura Gedong ini terdapat
lima buah dulang yang diletakan secara berjajar, lengkap dengan pajengnya di
natar pura.
Bagian utama mokamula pura inilah yang terletak di
dalam goa dan ada di bawah pohon beringin besar.Akar dari pohon
beringin itu menjadi pintu masuk ke dalam goa tersebut.
Dari luar pintu masuk ke dalam goa nampak sangat sempit, hanya sekitar satu meter. Setiap orang yang masuk harus menunduk, namun ketika sampai di dalam, ternyata ukuran goa lumayan besar dengan tinggi sekitar tiga meter dan lebar lima meter.
9. Pura Goa Raja Dalem Tatsaka
Pura Goa Raja Dalem Taksaka berlokasi di Banjar Gerokgak
Gede, Desa Delod Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan. Di pura ini berstana Ida
Ratu Biyang Sakti dan Ratu Niang Sakti. Ida Sasuhunan yang berstana
di Pura Goa Raja Taksaka ini berhubungan erat dengan Ida Sasuhunan
yang berstana di Pura Goa Giri Putri Nusa Penida
Di dalam goa ada beberapa lingga Ida Betara,
mulai dari Linggih Ida Betari Durga, Ida Betara Rudra, Ida Betara Siwa, Dewi
Kwan In, Palinggih Ratu Nyoman Sakti Pengadangan, serta sejumlah pelinggih
lainnya termasuk sebuah gundukan berbentuk seperti trenggiling berukuran besar
yang dipercaya merupakan penunggu goa tersebut.
10. Pura Taman Beji
Panti
Pura Taman Beji Panti di Sibang Gede, Abiansemal, Badung.
Selain untuk malukat, di pura yang terletak dekat dengan Tukad Ayung ini,
juga ada tradisi Nunas Sari dan untuk ritual Otonan anak yang belum berusia
maksimal 15 tahun.
Pura ini tergolong unik karena terletak di sebuah
goa. Jika pamedek ingin sembahyang, maka harus masuk ke dalam goa hati
hati. Pintunya hanya selebar setengah meter, hanya cukup untuk satu orang.
Setelah melewati pintu kecil, pamedek harus berjalan perlahan melewati
jalan diantara dua kolam, agar tidak jatuh.
Tidak boleh sembarang orang masuk ke pura untuk malukat,
sebab Taman Beji dianggap tenget (angker). Apalagi orang yang baru pertama kali
datang ke pura, sebaiknya datang ke pemangku kalau mau sembahyang atau
malukat.
Proses malukat dimulai dengan pamedek harus mandi di tempat pemandian umum, dimana air dari kelebutan (sumber mata air) dialirkan keluar. Hal ini dilakukan untuk membersihkan diri sebelum dilukat. Usai mandi, pamedek baru akan sembahyang dan nunas tirta (mohon air suci), baik untuk malukat dengan mandi ataupun hanya masirat (diperciki) tirta saja.
11. Pura Goa Gong
Lokasi Pura Goa Gong di Banjar Batu Mongkong, Desa
Jimbaran, Kuta selatan, Badung. Pura ini berawal dari perjalanan suci Dang
Hyang Nirartha, dimana ketika itu beliau sedang melakukan yoga semadi di Pura
Uluwatu, beliau yang sedang menulis aksara-aksara suci pada beberapa batu yang
akan dijadikan dasar pembangunan pura Uluwatu, tiba-tiba mendengar suara gong
yang mengalun-alun dari kejauhan. Beliaupun tergerak hatinya untuk mencari tahu
sumber suara gong tersebut yang berasal arah Timur Laut.
Piodalan atau pujawali di Pura Goa Gong setiap 6 bulan
sekali bertepatan dengan hari Soma Ribek (Soma Pon Wuku Sinta), pada saat
piodalan berlangsung, konon acapkali gong tersebut mengeluarkan bunyi secara
gaib di pura ini. Jika anda hendak melakukan persembahyangan di Pura Goa Gong,
anda bisa menyiapkan sarana upacara (banten) semampunya baik hanya berupa
canang ataupun pejati, tapi perlu diketahui setiap hari Rabu pura ini
ditutup, tidak diperkenankan memasuki areal goa, walaupun bertepatan dengan
perayaan hari besar Hindu seperti hari raya Galungan, jika itu dilakukan akan
banyak kejadian aneh menimpa warga.
12. Pura Goa Raja
Taksaka
Pura ini berlokasi di Banjar Gerokgak Gede, Desa Delod
Peken, Tabanan. Odalan di pura ini yakni pada Buda Keliwon wuku Gumbreg, Di
dalam goa ada beberapa lingga Ida Betara, mulai dari Linggih Ida Betari Durga,
Ida Betara Rudra, Ida Betara Siwa, Dewi Kwan In, Palinggih Ratu Nyoman Sakti
Pengadangan, serta sejumlah pelinggih lainnya termasuk sebuah gundukan
berbentuk seperti Trenggiling berukuran besar yang dipercaya merupakan penunggu
goa tersebut. Di langit-langit goa juga banyak terdapat kelelawar yang
bergelantungan. (TB)